Selasa, 06 Maret 2012

cerpen si kakek dan burung dara

Dahulu hidup seorang kakek renta,ia hidup sendiri di hilir sungai,karena keterbatasan usianya kini ia buta ia tak bisa melakukan smuanya dengan benar, bertani,mencangkul,mengumpulkan ranting,dan berjalan-jalan ke kota seperti kebiasaan dia sehari-hari.

Saat Dimana Dihari yang hujan itu ia terlihat sendiri duduk di tepi cendela,, melihat cahaya dri luar yg memancar masuk ke gubuk tuanya yang gelap tiba-tiba ada suara kibasan angin mendekat
"siapa itu ??" tanya si kakek
"maaf kan aq tuan aq sudah mengagetkan mu nama ku Dara " jawab seekor burung merpati putih yang hinggap di cendela lapuknya

"dara?? sedang apa kamu disini??" lanjut si kakek dengan menadahkan tangan dara pun meloncat ke tangan si kakek
"aq trsesat tuan,tubuh ku lelah melawan hujan sayap ku ini tidak bisa terbang" jawab dara dengan sedikit rintihan
"bagaimana jika aku merawatmu sampai kau pulih?"tawar si kakek "aku sendirian disini aku tak memiliki teman"
"benar kah itu tuan apkah aku boleh tinggal disini sementara"
"tentu"

akhirnya dara tinggal bersama si kakek, ia slalu berada di pundak si kakek ia bahagia karna ia bisa merasa nyaman dan hangatnya kasih sayang.si kakek pun demikian ia merasa amat bahagia dimana ia mendapat seorang teman dan sekaligus sahabatnya yang slalu menolongnya.

kini si kakek bisa bekerja kembali karna dara yang menjadi matanya si kakek tersenyum bahagia saat dia bsa merasakan benih2 yang ia tanam berbuah banyak,ia pun bsa berjalan-jalan lagi di kota bersama dara ia tidak tersesat atau pun terjatuh karna ada dara yang slalu memberikan arah

tidak terasa musim semi pun tiba hari2 dimna si kakek dan dara sering bercanda,tertawa bahagia senang dan saling menyayangi satu sama lain.di sore itu si kakek hendak mengumpulkan ranting di hutan

"dara bisa kah kaumenemani ku hari ini aq ingin ke hutan"
"baik tuan dengan senang hati" jwb dara dengan riang

sesampainya di hutan si kakek mengikutin arahan dara satu persatu ranting pun mulai di kumpulkan
"tuan apakah kau mau buah apel"
"apakahkau sampai untuk menggapainya dara"
kemudian terdengar kibasan sayap dan terasa angin yang sejuk di dekat si kakek

"ini tuan silahkan mkan apel ini"
"kau bisa terbang lagi dara??"tanya kakek dengan terkejut
"tentu aq bisa, sejak kemarin sayap ku sudah mulai pulih"
"apakah kau hendak mencari teman2 dan saudara mu lagi?"
"tentu aq sudah tidak sabar dengan hal itu"
si kakek pun terdiam di hari itu terasa sunyi tak terasa hari mulai berganti esok


"dara" sahut si kakek
"ia tuan"
"aku punya hadiah untukmu ini adalah rum,ah baru mu sekarang"
si kakek ternyata membuat sangkar burung sangkar itu berwarna putih dan indah sekali dengan ukiran tangan berbentuk sepasang merpati
dara yang merasa terkejut dan merasa senang ia bisa memperoleh hadiah yang amat indah dari si kakek
"ayo cba lah dara"
tanpa pikir panjang dara masuk ke dalam sangkar itu tiba2
"clik"
"ada apa ini tuan kenapa saya di kurung disini?" tanya dara dengan penuh emosi
"aku tidak ingin kau pergi dara aku ingin kamu menemani aq" jawab si kakek dengan muka bersedih
"tapi aq harus pergi" jwb dara


tanpa peduli perasaan dara si kakek pergi meninggalkannya
dara menangis semalamam berusaha untuk keluar dari sangkarnya tapi ternyata usahanya tidak sia-sia pintu sangkar tersebut akhirnya terbuka dara pun bergegas keluar dan terbangmeninggalkan gubuk si kakek..

esoknya saat terbangun si kakek menghampiri sangkar tersebut dengan membawa roti rempah kesukaan dara tapi betapa kagetnya si kakek ktika ia meraba pintu ternyata pintu sangkar tersebut terbuka akhirnya si kakek terjatuh ia menangis ia takut akan kesepian dan takut akan rasa sendirian lagi....

sampai akhirnya dara pun bertemu dengan teman2nya ia merasa senag sekali bisa bercanda dan tertawa dengan teman2nya tpi di tengah cerianya ia mengingat si kakek sudah lewat 3 musim ia tidak menengoknya pada akhirnyadara pun terbang dan hinggap sampai di gubuk si kakek..

betapa kagetnya dara saat melihat ternyata si kakek telah meninggal tubuh si kakek terbengkalai di lantai badannya kaku dan membusuk di matanya yang buta terlihat ia menagis dengan air berwarna hitam atau darah? dara pun menangis lemas ia tidak bisa masuk kedalam gubuk si kakek ia menangis penuh penyesalan kenapa ia tidak menemani si kakek yang kesepian kenapa ia tega mementingkan dirinya sendiri akhirnya dara terbang pergi ntah kemana bukan ke teman2nya atau pun keluarganya.


F.I.N
author : M.iqbal Darsono
Tgl:22/01/2012  jam 12:25 pagi

mungkin kita bener2 sama2 egois selalu mentingin diri kita sendiri walaupun begitu kita tetep butuh satu sama lain w g nyangkal si kakek itu w karna walau pun w cara w kasar w g mw kehilangan lo itu cm sepengal Cerpen hati w smoga ja ni bsa dbuat pelajaran buat w dan kalian thanks to you for reading this Cerpen :p 

please comment even if just a thank you  :D


PERINGATAN! (saya tidak mau membuat masalah)

tolong jangan mengaku cerita ini milik anda,atau dishare tanpa izin saya karna akan kena sanksi hukum, sudah dipatenkan ke google soalnya hhaha terima kasih :D 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar