Jumat, 10 Oktober 2014

Contoh Novel Efek Suara

Hari itu terasa mendung, cahaya perlahan tertelan kegelapan butir-butir air bening itu pun mulai berjatuhan dan bertambah derasnya menuruni gravitasi menuju darat yang sudah mereka nanti.
“kau sudah tidak merasa sedih lagi kan ibu?” suara datar nan lembut dari arah seorang anak yang mencemaskan ibunya
Dengan senyum dan mengangguk ibu itu pun terlelap.
(sudah berapa lama ini semua terjadi?) tanya anak itu dalam hati. Sungguh ironis pesawat  yang kami tumpangi mengalami kerusakan  dan terjatuh beruntung kami bisa selamat entah bagai mana dengan penumpang lain ini semua tidak bisa terduga
“ZIIINGGG” suara mesin pesawat ingin lepas landas seperti burung yang ingin cepat-cepat meninggalkan sarangnya  bedanya burung ini adalah burung baja.
“ayah aku mau berangkat titip salam untuk nenek ya yah”
“ia kamu juga hati-hati jaga ibu mu disana jangan sampai terpisah dan bu semoga nanti ibu disana merasa senang dan bisa menenangkan diri”
kata-kata terakhir ayah dengan raut wajah yang sedih bukan karna akan ditinggal istrinya untuk sementara tapi ia mengingat apa yang terjadi kepada kakak 1 tahun silam.
Saat itu Ibu yang mengetahui hal itu merasa shock dan selalu termenung dan niat kami pergi liburan ini adalah agar ibu bisa ceria dan menenangkan hatinya.
“DING DONG” suara bergemuruh memenuhi bandara
“keberangkatan menuju osaka akan segera berangkat penumpang yang terhormat mohon segera menuju jalur 2” pengumuman ini menandakan sudah waktunya kami berpisah
“yah, aku pamit dlu jaga kesehatan ya yah ” pamit ku sambil memeluk dan mencium tangannya begitu juga dengan ibu tapi ibu tidak berkata sepatah kata apapun
Dan kami pun beranjak meninggalkan ayah yang terus melambaikan tangannya
“silahkan pak lewat sini” pinta pramugari dengan ramah
Dia amat cantik dengan baju berwarna biru muda dan balutan syal yang cocok untuknya dan kami pun duduk di bangku yang sudah ditunjukan
Sudah 2 jam kami di pesawat dan aku pun mulai terlelap akan tetapi di tengah tidur ku
“CRASSHH! BUMMM! NGEEENG! SIUUUUUUT!” suara yang membuat ku terbangun dan

“KYAAA!” suara jeritan pramugari tadi sambil memegang erat tangan ku aku tidak tau apa yang terjadi tiba-tiba sudah seperti ini
“ALLAH HUAKBAR!” teriak orang didepan ku

Sungguh ironi banyak teriakan saling berlomba dan pesawat berputar kencang hingga membuat kepala ku pusing ku lihat ibu ku memegang tangan ku dengan erat dan menutup matanya sambil ketakutan aku pun berdoa menyadari apa yang terjadi
“ya allah tolong selamatkan ibu ku semoga ibu bisa bertemu dengan ayah lagi”
“PLASHH!” bunyi pesawat menghantam air
“BLEP BLEBEP” suara kami yang di dalam air dan lampu pesawat masih menyala air masuk melewati kaca yang pecah aku melepaskan ikatan ku dan ibu ku semua  panik dan berteriak
Bersyukur pesawat ini tidak terbelah.
“SEMUANYA TENANG!” teriak salah seorang penumpang suara itu membuat semua terdiam
“SIAPKAN PELAMPUNG KALIAN KITA AKAN KELUAR MENINGGALKAN PESAWAT INI !” teriak laki-laki itu
Semua yang sadar berusaha membangunkan meraka yang pingsan dan memakaikan mereka pelampung tapi perlahan pesawat pun mulai tenggelam kami semua sudah bersiap dan aku memeluk ibu

“DALAM HITUNGAN KETIGA SAYA AKAN MEMBUKA PINTU DAN KALIAN BERPEGANGAN YANG ERAT JIKA SUDAH BERENANG MELALUI PINTU INI DAN KEPERMUKAAN SIAP??!!” saat laki-laki itu berbicara aku melihat sekeliling paling tidak ada lebih dari 100 orang disini semua dengan wajah ketakutan
“SATU…..! DUA….! TIGA!”
“SYURRR” air dengan tekanan amat kuat memasuki pesawat aku memejamkan mata sungguh gelap gulita saat terasa air memenuhi pesawat kami satu persatu meninggalkan pesawat kami satu persatu bermunculan kepermukaan beruntung lah kami karna siang hari sehingga tidak terlalu takut untuk berenang

Aku terus memeluk ibu dan merasa amat bertrimakasih kami semua selamat tapi mungkin itu perkiraan ku
 “HEI LIHAT DARATAN” teriak seorang pria berkulit hitam
Kami semua berenang menuju pulau itu entah apa yang akan terjadi disana tapi yang kami mau hanya tempat aman untuk berteduh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar