Jumat, 10 Oktober 2014

MENUJU MASA LALU

“kapan terakhir kita bertemu?”  Tanya ku memecah keheningan di dalam mobil yang ku kendarai

“tepatnya mungkin sudah 15 tahun” dia pun membalas tanpa menatap ku, saat ku toleh ia hanya menundukan kepala

“bagimana kabar mama?”  Tanya ku untuk mengubah suasana sunyi ini

“mama baik”
“sudah lama juga ga ketemu dia, kalo ayah? Kakak? Ade?”

“mereka juga baik”

Kemudian suasana menjadi hening kembali, saat ini kami mulai masuk ke jalan tol di hari yang sudah malam

“bbbrrrrttt” getaran handphone ku melenyapkan heningnya suasana

“ya hallo assalamualaikum” segera ku jawab telfon tersebut

“kakak lagi dimana?” suara yang tidak asing lagi ia adalah istri ku ditta

“aku lagi dijalan mau ke jogya ta”

“loh ko tiba-tiba sih ka?”

“nanti aku jelasin alasannya kalo kita ketemu oke”

“ia, hati-hati ya ka, I love you”

“love you to, mimpi indah ya sayang, assalamualiakum”

“ia waalaikumsallam”

Ditta adalah istri ku yang paling baik, dia selalu percaya padaku karena sampai sekarang pun aku tidak pernah berbohong padanya tapi mungkin ini akan sedikit membuatnya kecewa karena aku sedang bersama dengan seorang yang amat aku cintai dahulu, ditta mungkin akan terdiam saat aku menjelaskan dan berkata
“ia ka aku mengerti” yang jelas dari apa yang dimaksudkannya itu ia tidak mengerti

“dari ditta?” tanyanya

“ia” jawab ku singkat, mungkin ia bisa mendengar suaranya yang keluar dari hp ku

“sebaiknya aku pulang sendiri ka, aku gamau nanti kakak sakit dan malah buat ditta kwatir, nanti aku bisa telfon taxi ko di rest area” paksanya sambil membereskan barangnya

“kamu inget ga waktu jaman kita sekolah dulu?” Tanya ku mengubah warna suasana di dalam mobil

“yang mana?” Tanya nya heran

“waktu pas kamu sebenernya minta di temenin ke mall buat service hp kamu, tapi gberani, yang akhirnya pas aku tau aku udah istirahat dirumah terus buru-buru lari naik angkot ngejar kamu?”

“aku lupa” dengan singkat dia menjawab sambil menghadapkan wajahnya ke arah ku

“waktu itu ada temen aku yang deketin kamu yang lagi nunggu di pinggir jalan, tau ga apa? Aku beruntung bisa ngejar kamu dan nemenin kamu waktu itu”

“terus?” tanyanya sambil terus penasaran

“kalo dibilang itu cape banget tapi coba andaikan aku ga dateng? Temen aku yang pasti nemenin kamu”

“hm” dia mulai memalingkan wajahnya dan tersenyum

“dan setelah itu kita ketawa terus sampai kita pulang”

“oh yang kakak sampe muter dulu itu? nemenin kau sampe depan rumah?” dia pun bangkit dan bersemangat melihat ku

“ia, tau ga sampe rumah ibu sama bpk liat aku masih pake baju sekolah pulang malem jadi mereka cuma nanya dari mana? Terus  karena saking capenya Cuma aku jawab ia terus tidur”

“ahahaha serius ka?”

“ia serius ahaha”

Kami pun tertawa sepanjang perjalan sambil menceritakan banyak kejadian lucu saat kami bersama sampai akhirnya jam menunjukan pukul 01:23 am kendaraan sudah teramat sepi dan hujan pun mulai turun, bahu jalan pun terasa amat gelap

“waktu itu hujan juga ya ka?” tanyanya kepada ku

“eh maksud kamu?” Tanya ku sambil mengingat hal apa yang dibicarakan

“waktu itu sehabis kita latihan, semua orang sudah pulang Cuma kita yang tertinggal menunggu hujan reda dan kakak kebasahan dan terus pake baju dan celana aku”

“oh ia aku inget yang itu”

“terus lanjutannya..” ia pun menoleh ke arah ku sambil bersandar di kursi sambil kedua kakinya dinaikan dan dilipat aku pun melihatnya dan ia tersenyum manis

“lanjutannya?” Tanya ku sambil kembali focus menyetir sambil tersenyum

“waktu itu udara dingin, waktu saat ada petir aku ketakutan dan terduduk kakak yang baru selesai ganti baju keluar dan megang tangan aku dan bilang cengeng ah masa gitu aja takut”

“ternyata kamu masih inget ya ahaha” aku pun tertawa mengingat tentang semua kenangan itu

“tapi ini yang ga bisa aku lupain ka”

“hm?”

“saat aku udah tenang dan berdiri ada petir kedua yang menyambar lalu kakak memeluk aku sambil bersandar di dinding”

“….” Aku hanya terdiam mengingat dan merasa moment itu baru saja terjadi

“pertama aku takut dan kaget tapi perasaan hangat, nyaman, dan aman waktu itu, bau kakak yang tidak asing sampai-sampai aku tertidur”

“ ia aku inget sampai kaki aku keram nahan berat kamu kan? ahaha ” balas ku tawa untuk mengubah suasana yang sangat terlambat ini

“aku ingin kembali kemasa itu” sambil terseyum ia mengatakan hal itu

entah celetuk apa yang ia lontarkan yang membuat aku menatapnya penuh rasa entah rasa apa itu aku pun memberikan lampu sen kiri mengarahkan mobil ku kebahu jalan yang gelap. Kepala ku aku sandarkan di stir dan ku tolehkan wajahku menatap wajahnya yang menatapku dan ia tersenyum.

lalu ku matikan lampu mobil ku, ku cium keningnya dalam kegelapan, ku rasakan harum rambutnya, dan ku raba wajahnya, memegang bibirnya dengan jari ku, ku raih wajahnya dan ku rasakan bibir lembutnya, kemudian menciumnya dengan lembut merasakan hangat dan aroma desahan nafas yang sangat tidak asing bagi ku.

moment ini terus berlanjut entah berapa lama kami sangat menikmati nya tetapi sesaat aku melepas kan wajah ku dan berpaling dan ku meneteskan air mata

“andaikan saat itu aku bisa menjaga mu, menerima mu andai aku tidak menyibukan diri ku dengan segala hal yang ingin aku tuju, semua ke egoisan ku, mungkin kita bisa bahagia saling memliki satu sama lain”

“ka?”

“ya” tanpa berani menatap wajahnya

“ini semua hanya mimpi, aku yang sebenarnya tidak ada, semua hanya khayalan mu”

“maksud kamu?” saat ku palingkan wajah ku ia tidak ada

“ka, berbahagialah, aku selalu mencintaimu, dari pertama kali kita bertemu sampai akhir, tapi biarkan aku selalu dihati mu dan tolong ingat lah aku, hanya itu yang aku perlukan”

“tunggu.. tunggu” dan suara itu pun menghilang

“dok dok dok” suara ketukan dari luar candela

“ziipp” aku pun menurunkan jendela kaca mobilku

“pagi pak” sapa seorang berseragam

“oh ia pagi ada apa pak?”

“apa ada keadaan darurat? Bpk mau kemana?”

“ah ia maaf pak, saya baik-baik saja Cuma tadi malam saya terlalu cape dan akhirnya memutuskan untuk beristirahat”

“oh begitu, syukurlah lain kali kalo bapak mau istirahat di rest area terdekat ya pak”

“oh ia pak siap, maaf sudah merepotkan bpk”

“ia sama-sama pak, hati-hati dijalan ya pak” kemudian pria itu kembali ke mobil patrolinya dan melambaikan tangan meninggalkan ku

Ku melihat kearah bangku disebelahku dan merabanya membayangkan dia duduk disamping ku dan menemaniku semalam

Entah itu mimpi atau kenyataan itu terasa amat nyata dan cinta yang ku alami ini tidaklah ku sesali kenangan indah ini ya kenangan indah ini akan selalu aku kenang

F.I.N

Menuju Masa Lalu
M. Iqbal .darsono
Kamis  1:16 am
13/03/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar