Masa lalu ku Part 2
"ya disini masih bersama saya ..." hanya
suara radio yang menemani ku sepanjang perjalanan ke jogya, jam
menunjukan pukul 2 akan tetapi cuaca terasa sangat lah dingin dan gelap
karena hujan lebat dan suara petir terus menyambar, perjalananku masih
terasa cukup panjang karena aku baru sampai didaerah jawa tengah, lalu
kubelokan mobil ku ke sebuah rumah makan kecil,
aku pun
masuk kedalam tempat tersebut, suasana yang amat damai di tengah hujan
seperti ini, tempatnya sepi tanpa ada tamu yang datang kecuali diri ku,
dan sesuatu seperti memanggil ku, harum ini terasa sangat menarik diriku
untuk mendekatinya
"bu" sahut ku sambil menengok ke dapur, ku lihat sosok ibu tua yang masih semangat melakukan pekerjaannya
"eh
ia mas,lagi hujan saya kira g ada yang mau beli, mau pesen apa?" tanya
nya sambil mematikan kompor mengibaskan tangan dan mengelap tangan
basahnya ke celemeknya dan menghampiriku
aku pun hanya senyum
menanggapi pertanyaannya dan meninggalkannya dan duduk di pojok dekat
jendela kecil yang langsung tertuju ke jalan utama
"ibu masih masak soto bu?" tanya ku sambil menatap kearahnya nya
"soto?
masih atuh mas ini ibu lagi bikin, mau soto ia?" tanya nya sembari
menuju kearah dapur lagi, 3 menit kemudian dia kembali dengan sebuah
panci dan di taruh nya di atas meja yang penuh dengan makanan itu,
tempat
ini kecil namun suasana dan tata letak barang yang membuat tempat ini
nyaman, meja kayu dan tempat duduk panjang dengan dinding yang masih
berbilik, akan tetapi suasana terasa nyaman jika sudah ada di dalamnya
apa lagi dengan sifat si ibu yang terbuka dan baik
"ibu masih ingat saya?" tanya ku memecah keheningan dalam hujan lebat ini
"siapa ya?" tanyanya memalingkan wajah dan menatap ku
"saya iqbal ibu yang suka kesini waktu masih kuliah, dulu juga sering bantu - bantu" jawab ku sambil tersenyum
"iqbal?
yang dulu suka sama si neng itu? yang mojok disitu terus? yang suka
sama sayur asem ibu ia? y allah iqbal pangling ibu" dengan wajah masih
tergaket dan gembira ia memberikan senyum ceria yang penuh kehangatan di
tengah wajah lelahnya pada ku, lalu ia menghampiriku sambil membawakan
teh manis yang sedang ia aduk, aku pun berdiri dan mencium tangannya
yang berbau bumbu
"ibu teh kangen y allah, masih inget ibu terakhir kamu pamit, rasanya sedih g ada yang mau bantu ibu lagi disini"
dia
ya dia adalah ibu darsem pemilik rumah makan kecil ini dekat dengan
tempat ku dulu mengontrak saat ku masih kuliah dan ia adalah satu -
satunya yang ku anggap sebagai ibu ku sendiri, ia sendirian karena ia
telah ditinggal oleh suaminya, masih ku ingat ia bersama suaminya selalu
baik pada ku dan menganggapku sebagai anak kandungnya sendiri namun
kini ia sebatang kara ini lah nasib merka yang tidak memliki keturunan
lalu akhirnya kami berbincang sambil ditemani teh dan soto ibu yang
terasa sangat ku rindukan di tengah cuaca sedingin ini,
"kamu sudah berkeluarga bal?" tanya si ibu dengan penuh rasa ingin tau
"sudah ibu" balas ku senyum sambil terus menyuap soto yang ia suguhkan
"sudah memiliki putra?" lanjutnya
"sudah ibu dan ia sangat lah cantik mirip dengan ibu nya"
"syukur lah"
setelah berbincang cukup lama hingga teh ku habis kami terdiam sejenak
"dulu ibu bahagia sekali ada bpk,ibu dan kamu, ibu merasa seperti memiliki keluarga"
"...." menanggapi hal tersebut aku hanya terdiam
"kemudian
bpk tiada, dan kamu pun hanya terdiam karena kamu paling dekat dengan
bpk, sampai dia datang, dia yang telah memberikan senyum kepada kita
ingat?"
"saya sangat ingat hal itu bu""
"senyumnya itu selalu membawa keceriaan ya?" kemudian ibu menatap kearah ku
"....."
"kamu tau bagaimana kabar dia?"
"(aku hanya menggelengkan kepala)"
"ibu
selalu mengira kamu akan menikah dengannya, karena saat melihat kamu
bersama dia itu kamu terlihat bahagia, ibu yang melihatnya pun senang
dengan hal itu "
"ia bu"
"yah sudah lah, maaf ibu hanya jadi
teringat masa lalu jadi mengoceh yang tidak- tidak kepada mu" kemudian
ibu berdiri dan membereskan piring yang ada dihadapan ku
"bu..."
"ya.." kemudian ia menoleh
"saya tidak pernah memiliki orang tua dan ibu sudah seperti orang tua bagi saya"
lalu dengan wajah lelahnya ia tersenyum bahagia
"ia ibu juga menganggap nak iqbal ini anak ibu, maka dari itu ibu teh seneng, bahagia masih bisa ketemu kamu lagi"
kemudian ibu menuju dapur membawa piring kotor dan lalu kembali menghampiri ku lagi
"kamu kesini masih mau ketemu dengan dia?" tanyanya
"(aku hanya mengangguk perlahan sambil menunduk tanpa berani melihat wajah nya)"
"jika bertemu titipkan salam ibu ya"
"ia bu"
"sudah jangan murung, kamu teh harusnya semangat, kamu harus cari jawaban apa yang kamu mau"
"ia bu saya mengerti"
"mau langsung kesana?" tanya ibu dengan wajah penuh senyum
"ia bu"
"hati - hati ibu doakan yang terbaik untuk mu"
kami pun berpamitan dan saling merasa ingin bersama akan tetapi memang keadaan yang sulit untuk itu
"bu, nanti saya akan mengajak istri dan anak saya untuk menengok kesini lagi"
"ia... ibu tunggu ya"
"sehat selalu ya bu"
aku pun lalu melambaikan tangan dan menuju kendaraan ku dan melanjutkan menuju jogja.
sesampainya
disana terasa perasaan ini penuh nostalgia saat aku melewati tempat ku
belajar dulu, kenangan indah dan pahit bersamanya terlintas di benak ku
dan aku pun sadar itu hanya kenangan aku pun memacu mobil ku sampai pada
akhirnya aku sampai di tempat yang aku ingin tuju
banngunan
itu, bangunan sederhana namun rapi dengan tanaman hijau yang menghiasi
halaman rumah dengan pagar berwarna hitam, bangku dan meja penerima tamu
yang tidak berubah sama sekali semenjak terakhir kali aku melihatnya
satu
rumah yang membuat dadaku sesak, satu rumah yang berkali2 ku kunjungi,
satu rumah yang memberiku banyak kenangan, dan akhirnya jawaban yang aku
ingin kan akan aku dapat sini
to be continue...
-_- finalnya g tahan ah nangis gue mikirin endingnya, nanti adegan
dengan si pemeran utama dan si dia yang ada dikenangan itu ketemu lagi
setelah sekian lama, tapi ah nanti lagi kalo dada gue kuat ya...
don't forget to coment, kasih komentar apa gitu ini w bikin cerita 2 jam diganggu sama telfon tadi
21/03/2014 at 21:51 pm
author
M.iqbal.Darsono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar