Sabtu, 23 Mei 2015

Be alone

Kadang sunyi saat semua nya terdiam

"Diran sedang apa kau disitu?"
Sapa seorang gadis berambut panjang dengan rambut keemasan karena pengaruh sinar senja di sore hari, senyum nya amatlah manis tidak mudah terlepas dari pandangan akan moment ini dan tersadar
" aku sedang menikmati udara sore" balas ku sambil kembali membaca buku tua peninggalan ayah yang masih ku rawat baik sampai sekarang
" masih membaca buku itu?" Sembari duduk di samping ku, di bangku kayu yang berwarna putih amat mencolok di ladang gersang di kota alasba,

" ini satu - satu nya peninggalan nya, saat aku membacanya aku merasa ia ada di samping ku"
Jawab ku tanpa melihatnya, lalu kemudian ia beranjak berdiri dan berjalan mengitari ku lalu memeluk ku dari belakang

" kau tau, hanya kita yang tertinggal hanya kita yang tersisa kita" lalu aku mendengar isak tangis

"...." aku terdiam

"Diran" suara nan lembut itu perlahan menghilang

Aku pun terbangun, tak mengerti mimpi apa yang terjadi, waktu menunjukan pukul  8 am sudah terlambat untuk sarapan pagi pikirku, lalu aku mendekati kemeja hijau muda yang ku gantung dekat pintu lalu menuju kamar mandi dan membasuh muka ku, kulihat wajah yang sudah 6 tahun ku pakai ini, tidak ada perubahan saat usia kita beranjak menjadi remaja hingga ke dewasa, lalu aku pun meninggalkan rumah

Aku berada di kota alasba kota terindah di negara tou, negara kecil dimana demua yang tinggal dapat kebahagiaan karena sumber alam nya yang berlimpah, oia maaf aku lupa mengenalkan diri aku adalah diran, hakim kota alasba, mungkin aneh namun aku bermimpi bertemu dengan gadis manis berambut emas, padahal semua rakyat tou berambut cokelat mungkin itu hanya mimpi

Kamis, 13 November 2014

New Wold

Kini aku merasakan apa yang kadang aku bayangkan,

mungkn indah saaat di pandang aku mencapai posisi yang aku mau, bekerja di gedung pencakar langit dan menduduki posisi yang aku tekuni di pendidikan tinggi,

aku haruslah berbangga hati karena orang tua ku pun seperti itu menilai ku hebat, di usia yang sekrang apa yang di inginkan tercapai,

walau masih banyak yang sebenernya harus aku lewati seperti kesibukan dan banyak masalah yang selalu timbul,

di tempat ku yang baru ia lah perusahaan jasa consulting, aku belajar banyak di sini walau aku bagaikan rumput di antara jerami salah satu yang beruntung mendapatkan posisi ini

semua masih terasa kurang, aku melihat kebawah dan melihat sekitar kesenjangan sosial yang amat sangat terasa, andai aku bisa berdiri sendiri itu yang aku incar

racun sosial yang sudah tertanam di otak teman-teman ku, racun yang perlahan mulai menggerogoti semua yang ada di fikiran ku,

aku selalu berharap semoga tidak melupakan tuhan ku semoga aku tidak melupakan siapa kedua orang tua ku

banyak godaan, banyak tantangan rasa seperti di lihat dan di rendahkan oleh banyak mata yang membuat aku seakan ingin berontak, ya mungkin aku yang tidak terbiasa atau aku yang harus mengikuti arus dan menjadi seperti mereka?

aku ingin berdiri di antara ke dua arus sehingga aku bisa beranjak kemana pun aku mau dan kuat lah pendirian ku

seperti Bpk bilang pada ku "Seorang lelaki meiliki rambut yang pendek akan tetapi langkahnya lah yang panjang"

aku hanya terdiam menyaksikan apa yang akan terjadi dengan ku nanti semoga tuhan selalu mengingatkan ku selalu

Jumat, 10 Oktober 2014

FOR YOU DRAMA QUEEN

Andai semua berjalan seperti yang manusia inginkan, apakah dunia bisa seindah ini?

Tuhan memberikan kenikmatan 1% dari surga untuk dunia dan dinikmati oleh kita,

Percaya?

Hidup kita tak lebih dari 80 tahun, kenapa?

Apakah agama itu adalah hal mutlak?

Yang ku tau hanya nasrani dan islam, dan yang ingin ku tau ialah hindu

Dosa kah bila ku melewati lingkaran dan menggapai orang yang ku cintai?

Jika cinta ialah dosa, jika cinta ialah bencana, kutukan bagi manusia kenapa harus aku rasa?

Orang yang mengajarkan hal serupa, yang aku pribadi menganggapnya dewi, ia berkhianat dan membohongiku

Apalah arti kata cinta bila menyakiti, aoalah arti bahagia bila di dunia yang di ajarkan adalah rasa takut?

Salah bila ingin bahagia? Salah bila keluar dari lingkaran?

Apa hak kalian membenci seseorang yang mencoba berdiri? Apa hak kalian? Apakah kalian sudah merasa kalian adalah bahagia? Surga? Dan orang yang patut di contoh?

Ego kah? Ia ego, katakan lah saya ego dan katakan lah saya jahat? Haha lucu nya apakah kalian tidak bercermin? Lihat apa yang kalian lakukan lihat apa yang tidak orang lain tau tentang kalian

Ironi bagi mu, bahagia yanv kamu cari, bahagia yabg tak pernah nyata

For you drama queen
:) berharap dan berdoa untuk mu yg selalu yang berpura2 menganggapku ada dan melampiaskan bahwa aku selalu berfikiran buruk kepadanya

Contoh Novel Efek Suara

Hari itu terasa mendung, cahaya perlahan tertelan kegelapan butir-butir air bening itu pun mulai berjatuhan dan bertambah derasnya menuruni gravitasi menuju darat yang sudah mereka nanti.
“kau sudah tidak merasa sedih lagi kan ibu?” suara datar nan lembut dari arah seorang anak yang mencemaskan ibunya
Dengan senyum dan mengangguk ibu itu pun terlelap.
(sudah berapa lama ini semua terjadi?) tanya anak itu dalam hati. Sungguh ironis pesawat  yang kami tumpangi mengalami kerusakan  dan terjatuh beruntung kami bisa selamat entah bagai mana dengan penumpang lain ini semua tidak bisa terduga
“ZIIINGGG” suara mesin pesawat ingin lepas landas seperti burung yang ingin cepat-cepat meninggalkan sarangnya  bedanya burung ini adalah burung baja.
“ayah aku mau berangkat titip salam untuk nenek ya yah”
“ia kamu juga hati-hati jaga ibu mu disana jangan sampai terpisah dan bu semoga nanti ibu disana merasa senang dan bisa menenangkan diri”
kata-kata terakhir ayah dengan raut wajah yang sedih bukan karna akan ditinggal istrinya untuk sementara tapi ia mengingat apa yang terjadi kepada kakak 1 tahun silam.
Saat itu Ibu yang mengetahui hal itu merasa shock dan selalu termenung dan niat kami pergi liburan ini adalah agar ibu bisa ceria dan menenangkan hatinya.
“DING DONG” suara bergemuruh memenuhi bandara
“keberangkatan menuju osaka akan segera berangkat penumpang yang terhormat mohon segera menuju jalur 2” pengumuman ini menandakan sudah waktunya kami berpisah
“yah, aku pamit dlu jaga kesehatan ya yah ” pamit ku sambil memeluk dan mencium tangannya begitu juga dengan ibu tapi ibu tidak berkata sepatah kata apapun
Dan kami pun beranjak meninggalkan ayah yang terus melambaikan tangannya
“silahkan pak lewat sini” pinta pramugari dengan ramah
Dia amat cantik dengan baju berwarna biru muda dan balutan syal yang cocok untuknya dan kami pun duduk di bangku yang sudah ditunjukan
Sudah 2 jam kami di pesawat dan aku pun mulai terlelap akan tetapi di tengah tidur ku
“CRASSHH! BUMMM! NGEEENG! SIUUUUUUT!” suara yang membuat ku terbangun dan

“KYAAA!” suara jeritan pramugari tadi sambil memegang erat tangan ku aku tidak tau apa yang terjadi tiba-tiba sudah seperti ini
“ALLAH HUAKBAR!” teriak orang didepan ku

Sungguh ironi banyak teriakan saling berlomba dan pesawat berputar kencang hingga membuat kepala ku pusing ku lihat ibu ku memegang tangan ku dengan erat dan menutup matanya sambil ketakutan aku pun berdoa menyadari apa yang terjadi
“ya allah tolong selamatkan ibu ku semoga ibu bisa bertemu dengan ayah lagi”
“PLASHH!” bunyi pesawat menghantam air
“BLEP BLEBEP” suara kami yang di dalam air dan lampu pesawat masih menyala air masuk melewati kaca yang pecah aku melepaskan ikatan ku dan ibu ku semua  panik dan berteriak
Bersyukur pesawat ini tidak terbelah.
“SEMUANYA TENANG!” teriak salah seorang penumpang suara itu membuat semua terdiam
“SIAPKAN PELAMPUNG KALIAN KITA AKAN KELUAR MENINGGALKAN PESAWAT INI !” teriak laki-laki itu
Semua yang sadar berusaha membangunkan meraka yang pingsan dan memakaikan mereka pelampung tapi perlahan pesawat pun mulai tenggelam kami semua sudah bersiap dan aku memeluk ibu

“DALAM HITUNGAN KETIGA SAYA AKAN MEMBUKA PINTU DAN KALIAN BERPEGANGAN YANG ERAT JIKA SUDAH BERENANG MELALUI PINTU INI DAN KEPERMUKAAN SIAP??!!” saat laki-laki itu berbicara aku melihat sekeliling paling tidak ada lebih dari 100 orang disini semua dengan wajah ketakutan
“SATU…..! DUA….! TIGA!”
“SYURRR” air dengan tekanan amat kuat memasuki pesawat aku memejamkan mata sungguh gelap gulita saat terasa air memenuhi pesawat kami satu persatu meninggalkan pesawat kami satu persatu bermunculan kepermukaan beruntung lah kami karna siang hari sehingga tidak terlalu takut untuk berenang

Aku terus memeluk ibu dan merasa amat bertrimakasih kami semua selamat tapi mungkin itu perkiraan ku
 “HEI LIHAT DARATAN” teriak seorang pria berkulit hitam
Kami semua berenang menuju pulau itu entah apa yang akan terjadi disana tapi yang kami mau hanya tempat aman untuk berteduh

CONTOH BAHAGIA KU

Andai waktu memihak,

Pagi itu saat matahari mengintip dari balik candela aku terbangun dan melihat sosok yang aku kenal tertidur di samping ku,

Aku menatapnya dengan penuh perhatian memenyentuh rambut halusnya dan tersenyum bahagia “andai aku bisa memiliki mu” , cetusku dalam hati,

Lalu aku beranjak dari tempat tidurku yang nyaman menuju dapur, aku menyiapkan bahan – bahan dan mulai memasak,

“i” sahut nya dari arah kamar, aku segera menghampirinya dan membawakannya segelas air mineral,

“bangun i sudah siang” aku memberikan gelas itu dan membuka candela lebar – lebar

kutatap ia menutup wajahnya dengan tangan

”silau i”, aku hanya tertawa ringan menaggapi nya lalu ia menyembunyikan tubuhnya kedalam selimut itu,

“i aku udah masak sarapan pagi ayo bangun” ajak ku menghampirinya dan menggoyangkan tubuhnya yang terselimuti kain putih itu, lalu ia membuka

perlindungannya dan menatapku dengan wajahnya yang masih berantakan dan ia tersenyum manis

“bawa kesini” pintanya manja

“haaaa kamu ini i” aku pun lalu meninggalkannya dan membawakan masakan yang aku masak tadi, saat  aku sedang memindahkan dan menata
sarapan kami tiba – tiba ada seorang yang memeluk ku dari arah belakang,

“hei i apa – apa an sih aku susah nih” rontaku dengan tangan yang penuh sambil memegangi spatula dan piring,

“bau nya harum i” balas nya singkat, lalu aku menaruh semua alat dari tangan ku keatas meja lalu ku berbalik dan memeluknya

“kamu ya” lalu aku menguncinya dengan tangan ku dari arah belakang dan ia pun tertawa,

“hei i” sapa ku sambil terus memeluknya dari belakang

“hm ia?” saat ia menoleh,  lalu aku menciumnya

“I love you” lalu ia tersenyum manis dan membalikan badanya dan memeluk ku dari depan,

Perasaan nyaman yang aku terima perasaan bahagia yang aku rasakan mungkin suatu saat akan terlupa, tetapi selama aku masih bisa merasakannya hari ini dan saat in iaku sudah cukup bahagia, aku tidak memerlukan siapa pun aku tidak membutuhkan apa pun kebahagiaan sederhana yang aku inginkan hanya lah seperti ini hubungan harmonis saling berbagi dan saling mengerti

BTW ini fiksi -_- nikah aja belum udah tidur bareng, cuma mimpi doank bisa tidur dengan orang yang kita sayang sebelum nikah

author M.I.D
kamis, 12 - 06 - 2014
03.54 am

OTAK GUE

kadang masalah itu tidak bisa kita tunda..
dia datang sendiri tanpa kita minta...
lari bukan lah jawaban bahkan sangat salah jika dibuat pilihan..
masalah kadang jika harus dihadapi, membuat kita banyak berfikir..

aku ingin ini tapi lingkungan berkata lain..
aku ingin itu tapi fakta berkata jangan...
definisikan menjadi cinta? hah? oke mulai dari hubungan antar manusia..
kadang manusia itu seperti hewan dia tidak berfikir mau apa dan berkata apa..

tindakan yang dia ambil hanya tergantung dari insting yang ia terima..
itu lah mengapa manusia dianggap bodoh...
back to the topic
problem.. problem problem kadang hal itu yang menjadi tantangan dan landasan untuk kita maju di dunia ini..

contohnya seperti ini..
saya.. saya merasa diri saya ini hebat.. dan saya tidak membutuhkan orang lain..
saya bisa berdiri dan menghadapi dunia ini tanpa ada kuman-kuman yang menjamah.. (manusia lain)
sangat bodohlah orang yang seperti itu..
bahkan jika ia terus melanjutkannya ia akan perang batin terhadap dirinya sendiri...

aku.. aku hanya ingin berbagi apa yang ada di dalam otak ku ini..
tidak semua orang bisa aku beri informasi dan data ini..
hanya orang tertentu.. tapi kenapa mereka menghindar?

penuh lah sekarang, dan apa yang ku rasa? sakit? ya..
keinginan kadang terhalang oleh kondisi..
semua yang ku alami ini adalah petualangan..
pengalaman dan cerita nanti aku di saat senja..

sukses? semua ingin sukses..
otak ini selalu berfikir ukan cara memanjakan dan menententukan arah tujuan..
haaa kadang seseorang bisa beranjak pergi seiring angin..
andai aku pun seperti itu..

tapi ku memilih diam dan berharap bantuan datang..
pertolongan dan uluran tangan yang ingin sekali membantu ku..
aku yakin diluar sana ada yang ingin berbagi kekosongan di kepalanya..
aku ingin sekali dia terima sebagian dari otak ku yang penuh ini...

P.S. don't make me wait to long, please talk to me i need you 


author M.I.D
30/04/2013

JATI DIRI

Sebagian dari kalian mungkin pernah manggil aku aneh, tapi mungkin itu kata yang cocok buat seseorang yang punya imajinasi berlebihan seperti ku,
 hal yang tak mungkin terfikirin org itu terfikir oleh ku, sekarang ku yakin apa yang sebenernya terjadi pda ku, ku harap kalian juga bisa tau dan maafin segala kesalah yang sudah ku perbuat.
Ini  dimulai dari waktu ku kecil mungkin sampai SMA, walau pun terbilang hidup ku penuh dengan cobaan tapi entah aku tak pernah sekali pun menangis,
 hal tersebut mungkin karna ada mereka sahabat ku ,yang  ku tak tau namanya bahkan wajah nya sekali pun, mereka lah yang selalu ngajak ku bermain bahkan bermimpi.
 hingga setiap jalan yang ku pijak selalu berjalan dengan mudah dan ringan, hingga disaat ku tau apa yang dinamakan cinta dan ku tau apa itu rasa sakit.
 aku tak sadar saat itu aku merasa sendiri,  aku hanya ngerasa bahwa aku kesepian dan aku butuh pendamping seperti pacar, mungkin sebagian dari mereka sudah amat aku sayangi dan aku tidak mau berpisah sekalipun dari mereka,
 karna ku sudah tau aku menemuin pasangan yang cocok yang membuat ku melangkah dengan ringan tapi sekali lagi kenyataan berkata lain.
 aku lagi dan lagi selalu di tinggal sendiri sampai hari ini.
 Mimpi ku tadi malam aku ngelihat wajah yang tersenyum meninggalin ku sendiri, sahabat? Apakah mereka sahabat ? atau mungkin hantu? Wajah mereka tak satu pun aku kenali,
 tapi satu persatu dari mereka meninggalkan ku.
aku berkata  “aku tidak bisa harus berjalan sendiri tunggu aku”
di mimpiku ku hanya melihat diri ku yang dikelilingi oleh gelap dan udara yang pengap,
 rasanya sesak  dan susah untuk ku bernafas, yang bisa ku lakukan setelah hal itu hanya lah tersenyum dan menjalani hari seperti biasa,
 tetapi rasa sesak ini terus menyiksa hingga saat aku mencoba menenangkan hati ini,
 aku memejamkan mata dan mendengar kan musik bernada lembut yang mungkin membuat hati ku sedikit lega dan tenang,
akan tetapi  yang  ku dengar hanya isak tangis ku, aku yang tidak bisa sendiri aku yang selalu di temani mereka ,
bahkan kini di tinggal di ujung jalan ini sendirian,
 hingga aku tersadar untuk apa duduk diam?
 dan aku melihat jalan keluar,
 hanya ada satu jalan keluar,
 dan itu cukup jauh,
 mulai hari ini dan besok,
 aku akan mulai belajar berdiri melangkah dan berlari,
 menuju cahaya itu cahaya yang aku anggap benar,
 aku harap kalian mengerti dan memaafkan kesalahan ku di masa lalu aku hanya ingin menjadi orang yang baru yang bukan hanya aku coba,
sepert  menjadi orang baik,aneh,jahat,pendendam,cuek,keras kepala,atau pun menjadi orang yang menusuk dari belakang,
 aku mau menjadi orang baru,
aku mau menjadi yang terbebas dari segala rasa sakit ini,
 mungkin cinta dan kenyataan menyadarkan ku dari salah dan khilaf ku,
 terimaksih kepada mereka yang telah memberi kan ku pengalaman,
 dan arti dari sebuah kehidupan,
 dan rasa sayang yang amat terasa hangat,
 yang membuat ku pernah merasa nyaman,
 tolong maaf kan segala kesalahan ku di masa lalu yang sudah menyakiti hati kalian

Jakarta, 11 agustus 2012 at 1.16 pm
Author : M.I.D

MENUJU MASA LALU PART 3 FINAL

ku dekati pagar hitam itu, perasaan yang tak karuan tak bisa ku kendalikan, tangan ku terasa kaku
 dengan keringat yang membuatnya merasakan dinginnya udara, dengan pasti tanpa celah, ku berani
 kan diri untuk memberikan salam karena ku sudah sejauh ini

"permisi" sahut ku, tapi tidak ada orang yang menjawab

"permisi" dan ku coba mengetuk pagar dengan kunci kendaraan ku,

tidak ada tanda-tanda akan adanya penghuni rumah,

ku menjauh dan ku fokuskan mata ku melihat kamar di lantai atas dibalik teras itu ada seorang gadis yang mengintip dari jendela itu,

tapi tiba-tiba saat ku fokuskan lagi mata ku di jendela itu ia tidak ada,

"ia" suara dari arah pintu yang menyadarkan ku

"permisi bu" aku pun mendekat, perasaan yang menakutkan saat ku menatap mata ibu ini,

 terasa lemas saat melihat wajah lelahnya ditutupi senyum menyambutku

"ibu masih ingat saya?" tanyaku balik

"ibu masih ingat" jawabnya tanpa banyak bicara ia memalingkan wajahnya dan mempersilahkan diri ku ini masuk

"apa ibu sehat?" tanya ku menghilangkan ke kakuan diantara kami

"alhamdullialah, duduk dulu ibu buatkan minum" kemudian ia masuk kedalam

perasan ini, saat bernafas pun sungguh sangat lah berat suasana rumah yang sangat aku ingat, kursi yang biasa aku duduki, pohon jambu yang dulu pernah berbuah dan ku petik masih berdiri kokoh dan aroma dari dalam rumah yang sama sekali tidak berubah saat ku terakhir datang ke tempat ini

kemudian sosok lelaki tinggi menghampiri ku dari arah luar rumah, ia berpakaian santai sambil membawa sekop dan ember di tangan kirinya

"loh ada tamu" sapanya dengan senyum manisnya menyapa ku

"pak" aku pun berdiri dan menyambut hangat penyambutannya

"silahkan duduk duduk" pintanya ramah

"ibu ada?" lanjutnya

"ada pak"

"sebentar ya saya bawakan minum" kemudian sosok itu pun meninggalkan kusekitar 10 menit aku terdiam dan menunggu di sepinya suasana, kemudian sosok laki-laki itu datang menghampiri ku terlihat ia telah berganti pakaian di lanjutkan ibu yang membawakan minuman,



"nak iqbal ya, kalo tidak salah?" tanya nya sambil duduk disebelahku

"ia pak" jawab ku singkat sambil melihat si ibu yang duduk bersila di hadapan ku menyiapkan jamuan ku tanpa menatap ku lalu ia kembali masuk

"bagai mana kabarnya?" tanya bpk

"saya sehat pak" dengan ku berikan senyum manis ku untuk membalasnya

"ini silahkan di minum, kamu sudah berkeluarga?" tanyanya lanjut sambil menyodorkan gelas yang berisi teh yang masih panas kearah ku

"alhamdullilah sudah pak" jawab ku singkat

kemudian bpk itu meminum tehnya dan kami terdiam
suasana sangat canggung di antara kami

aku pun berfikir walau pun tubuh ini walau pun umur ini tidak lagi seorang remaja akan tetapi di hadapannya aku masih lah seorang anak kecil yang dulu sering bermain di halaman terasnya,

aku pun tidak ingin suasana ini terasa kaku dan ku coba meraih teh yang diberikan untuk ku
"pak saya min..." tanpa sempat ku berkata saat ku melihat wajah bapak, bapak seperti di tempat lain ia terseyum akan tetapi tatapannya itu kosong

"tidak terasa ya, sudah bertahun-tahun sejak hari itu" celetuk bpk di hadapanku
"(aku hanya terdiam)"

"bapak hanya teringat kita bercanda disini bersama, maaf kan bapak" lanjutnya
aku menarik nafas dalam-dalam sambil menggenggam tangan ku yang tadi ku ulurkan untuk meraih gelas di meja


kemudian kami terdiam kembali entah berapa lama, disaat kami bisu ini mungkin sama sepertinya, aku mengingat dengan jelas senyumnya saat disini di teras ini, melihat bayangannya yang duduk di samping pagar itu, dan melihatnya berdiri dibawah pohon jambu dan memaksa untuk memanjat pohon itu dengan wajah kesal karena kami melarangnya, sungguh menyakitkan saat ku tau itu hanya ingatan yang kembali karena suasana ini



"pak" sahutku

"pak" sahut ku yang ke dua untuk mencairkan suasana haru yang membekukan ini
"ia" ia terlihat terkaget tersadar ku memanggilnya

"bagaimana keadaan kakak?" tanya ku

"ia sekarang bersama suaminya di bandung"

"apa ia sudah memberikan cucu pak? "

"oh ia sudah ia memiliki 2 putri dan 1 putra" jawab nya semngat dan dengan seyum palsu yang kembali diberikan kepada ku

aku pun tersenyum untuk membalasnya

"bagaimana dengan ade?" tanya ku lagi

"ade? ade dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya sekarang dia sudah semster akhir, mungkin bulan depan ia sudah bisa kembali ke indonesia"

kemudian kami saling berbincang mengenai keluarga baru ku dan menceritakan tentang anak-anaknya kecuali satu ya itu dia, kami saling mengerti satu sama lain bahwa nama itu ya nama itu adalah tabu untuk kami



"kamu kesini sendiri bal?" tanyanya sambil memtong biskuit di mulutnya

"ia pak"

"dari jakarta?"

"ia, saya mengambil cuti dari pekerjaan saya"

"nanti kamu menginap dimana?" tanya nya

"saya belum check in pak, begitu sampai jogya saya langsung kesini" balas ku

"berarti kamu belum istirahat sama sekali" tanya nya kaget

"sudah ko pak, saya istirahat di rest area" balas ku



kemudian terbesit di benak ku, untuk apa aku datang? untuk apa aku berpura-pura senang di hadapan orang ini? kemudian aku terdiam dan menunduk



"pak"

"ia"

"saya ingin bertemu dengannya" sambil terus tertunduk dan menggenggam erat ke 2 tangan ku menahan gemetar rasa takut, bapak yang tadi terlihat senang dengan senyum yang mulai tidak ada tipuan tiba-tiba mendiam



"sebentar ya"



kemudian ia berdiri sambil memberikan senyum palsu lagi dan meninggalkan ku sendiri masuk kedalam rumahnya

hampir satu jam atau bahkan lebih aku tidak mengerti kenapa aku harus menunggu selama ini menunggu dalam ketakutan ini, ku lihat langit mulai merubah warnanya matahari yang tadi panas sekarang berubah menjadi hangat,kemudian ada dua orang yang keluar dari arah pintu ia adalah bpk dan ibu saat ku lihat wajah ibu seperti ia telah menangis, dengan wajah senyumnya itu ia menghampiri ku dan bpk yang masih terdiam di ambang pintu

"nak iqbal" panggilnya, aku pun menatap wajahnya sambil terus terduduk

"boleh ibu bertanya?" aku hanya tetap diam dan aku pun hanya mengangguk

"apa nak iqbal, sudah lupa apa yang terakhir ibu katakan dulu?"

"tidak bu" jawab ku sambil kembali menunduk


perasan ini ketakutan ini sama seperti 10 tahun lalu saat aku dihapadan ke dua orang ini, di hadapan kedua orang ini aku hanyalah anak kecil yang tidak beralasan untuk mencampuri masalah mereka, dan dulu aku hanya bisa menangis, aku hanya hanya masih belum bisa menerima apa itu cobaan apa itu arti kehilangan dan mungkin ini pun perasan yang sama seperti waktu itu


aku pun berdiri dan mencoba menatap ibu akan tetapi aku tertunduk kembali

"sampai kapan pun, sampai kapan pun saya akan tetap berlari, karena saya hanya lah pengecut dan dan dan"


aku kehilangan kata-kata, perasaan apa ini, ada apa dengan perasaan ini? aku ketakutan hati ini terasa sangat lah sakit, luka yang dulu terasa terbuka kembali terasa kembali sakitnya, dada ini sesak terhimpit, semua berputar dan aku tidak mengerti harus apa lagi dihadapan mereka dan mereka hanya terdiam melihat ku yang tertunduk berdiri.


dibenakku aku orang yang sombong yang mencoba menjadi seorang lelaki tangguh yang kenyataannya aku hanya seorang lelaki yang tidak bisa melakukan apa pun, aku hanyalah seorang lelaki yang sangat arogan yang sangat berani berkata bahwa aku bisa dan aku sanggup akan tetapi yang aku bisa hanya berlari, dan sekarang aku, ya aku berdiri diahapan mereka tanpa bisa berkata-kata



"bu" panggil bpk dari awah pintu menghampiri aku dan ibu yang hanya berdiri

aku menatap mereka, mereka hanya saling menatap satu sama lain dan bpk menghamipiri ku

"kamu sangat mencintainya kan?" tanya bpak dengan nada yang tidak beraturan



aku mengerti bahwa mereka pun sama, tanpa berkata aku hanya mengangguk menahan tangis ku, kemudian bapak menggandengku memasuki rumah mereka, diikuti ibu dari belakang ku, suasana dalam rumah ini tidak lah banyak berubah, perabotan tua dan bangku sofa yang biasa dipakai meraka bersantai,

 kemudian kami menuju ke tangga dan bapak terhenti dan hanya berdiri menatap ku saat ku tengok kearah ibu yang berada di belakang ku ia hanya tersenyum

aku pun menaiki tangga itu, apa ini? perasaan apa ini? senang? takut? grogi? apa yang terjadi pada ku? aku tau ini menuju ke kamarnya? tapi apa yang aku harapkan setelah ini? setiap anak tangga yang aku pijak aku teringat setiap moment bersama nya , saat di sekolah dulu,

sampai lantai atas ada 4 kamar dengan pintu yang sama akan tetapi di pintu itu ada nama yang menghiasi

ku hampiri pintu terdekat (mama & ayah) pintu selanjutnya (kakak) pintu di ujung yang menghadapku tertulis (ade) dan ada satu pintu tidak tertutup akan tetapi setengah terbuka dan dari celahnya memancarkan sinar matahari sore

aku mendekatinya dan ku tengok kearah belakang bpk dan ibu mengikuti ku,

ku pegang gagang pintu itu dan ku lihat nama nya tertera di pintu tanpa ada yang berubah dari hiasan ini selama bertahun-tahun. 
ku dorong dan ku hanya menatap kamar itu sinar merah matahari yang memasuki kamar, semua berwarnakan putih dan ada seorang yang terduduk dekat dengan jendela yang terbuka sambil melihat keluar, angin yang masuk dari jendela membuat rambut panjangnya yang halus tergerai, wajahnya yang cantik dan tatapannya yang kosong itu adalah hal yang sangat ku rindukan,

seperti baru kemarin ku bertemu ia masih adalah perempuan yang paling sempurna bagi ku dan kini ia ada dihadapan ku tanpa menyadari keberadaan ku,aku hanya terdiam di ambang pintu melihat nya berpakaian serba putih dengan wajahnya yang pucat

aku menatap ibu dan bpk mereka hanya melihat ku dan ibu mulai memeluk bapak dan bapak mengelus lengan ibu, aku hanya aku hanya entah aku tidak mengerti ini, aku mendekatinya dan berdiri tepat disebelahnya dan menatapnya tetapi ia hanya melihat keluar jendela,

aku duduk bersujud tepat dihadapannya ku melihat lagi kearah bpk dan ibu mereka berada di ambang pintu melihat ku dan ibu menangis di pelukan bapak

dengan tangan bergetar ku angkat tangan ku dan menyentuh tangannya tanpa berkata apa pun ia hanya tetap terdiam menatap kosong keluar jendela

"..." aku memanggil namanya, akan tetapi ia tetap terdiam
"ini aku" ia masih tetap tanpa reaksi
"aku ada dihadapan kamu sekarang, aku datang untuk menemui kamu" semua hanya terdiam



aku pun menceritakan semua yang ku alami saat ku sudah menikah, mempunyai seorang putri dan mengingatkan saat aku dan dia masih bersama akan tetapi ia tetap terdiam dan aku yang tadi mencoba ceria bercerita sudah tidak kuat menahan air mata ku, aku manangis, aku berdiri menyentuh wajahnya terasa dingin karena angin yang menerpanya menyisir rambutnya dengan tangan ku dan mencium keningnya aroma nya sama sekali tidak berubah, saat terakhir aku menciumnya

"maafin aku"

"maafin aku" aku pun bersumpu dihadapannya yang sedang duduk dan menaruh wajah ku pada tangannya yang terasa sangat dingin dan aku pun melampiaskan tangis ku

"maaf aku g bisa jaga kamu, maaf aku selalu lari dan maaf aku g ada saat kamu butuh aku "

aku tidak memikirkan apa pun , ia adalah satu satunya wanita yang amat aku cintainya tidak ada rahasia di antara kami dan aku pun tidak sungkan menangis di hadapannya karena hanya dihadapannya aku memperlihatkan kelemahan ku

"aku sayang kamu ..."

"aku cinta kamu...  selalu...." tapi kemudian tanpa aku sadari ia menggerakan tangannya dan mengangkat wajah ku manatapnya, ia melepas kaca mata ku dan mengusap air mata ku dengan tanganya dan berkata
"anak cowo itu harus kuat, ga boleh cengeng" kalimat itu yang keluar dari mulutnya aku sangat terkejut, setelah itu ia tersenyum

wajahnya yang selalu tenang dan cantik yang selalu membuat ku ternyum saat ia tersenyum akan tetapi ini berbeda sungguh berbeda, badan ku bergemetar dan aku tertunduk kembali di pangkuannya

"maafin aku" aku terus menangis tertunduk dan
"srak!" tiba-tiba kacamata ku di lemparnya kencang ke arah dinding aku melihat ke arah kacamata itu dan saat ku melihat ke arahnya, rambut ku di tariknya dan ia memukul wajah ku dengan kuat



"AKU BILANG ANAK COWO GA BOLEH CENGENG!!!!" teriaknya dan ia pun berdiri dan mendorong ku kuat hingga ku terbaring di atas lantai

ibu dan bpk yang kaget setelah aku di pukul mereka lalu bergegas memeganginya dan ia terus mengamuk
"AKU BILANG DIEM!!!!" teriaknya kehadapan ku

aku terduduk, ia pun mulai tenang setelah ibu membujuknya sambil bapak terus memeganginya

"bu.. pak.. bisa saya diberi sedikit waktu lagi saya ingin bicara dengannya sekali lagi bisa bapak lepaskan?" kemudian bapak dan ibu saling bertatapan, dan ibu hanya mengangguk sambil ia pun terus menangis

aku pun mencoba berdiri akan tetapi ia kembali menyerangku sampai ku terbaring di lantai, ia pun meloncat dan menindihku ia memukuli terus wajah ku sambil ia berteriak " diam diam diam" saat aku mencoba menahannya dengan tangan kanan ku ia lalu meraihnya dan menggigitnya, lalu bpk dan ibu mencoba menariknya

"STOP!" bentak ku yang membuat bapak dan ibu terkaget, ia terus menggigitku kuat tanpa ada niat melepasnya

"maaf pa tolong jangan ganggu saya" kemudian mereka melepas pegangan padanya

aku pun bersandar pada kaki ranjang dan menatapnya yang terus menggigit tangan kanan ku rasa sakit ini masih kalah dengan sakit hati ku, aku tidak merasakan sakit apa pun di tangan ku aku hanya bisa menatapnya dan terus menangis

aku menjulurkan tangan kiri ku meraih kepalanya dan menariknya ke arah dada ku kemudian ia bersandar kepadaku sambil terus menggigit

"kamu inget kita pernah kaya gini? kamu seneng kan denger detak jantung aku yang berdebar-debar waktu aku deket kamu?" kemudian ia mulai terdiam dan melepas gigitannya

"sampai sekarang pun aku masih sayang kamu ..." tak lama setelah itu tidak ada suara apa pun saat ku coba menatap wajahnya ia tertidur

aku memeluknya erat dan aku pun menangis sambil menciumi rambut halusnya,aku tidak memperdulikan bpk dan ibu yang melihat ku,mereka hanya saling berpelukan,mereka pun menangis dan bpk mulai menghampiriku

"nak iqbal sudah biar bapak pindahkan sini" tanyanya sambil memberi ku senyum

"pak bisa saya terus seperti ini untuk beberapa saat?" tanya ku bapak menatap ibu dan ibu pun mengangguk

bapak pun menjauhi ku dan terduduk lemas, melihat kami berpelukan dan ibu menghampiri ku sambil membawakan kotak p3k dan membersihkan darah dan memberikan obat pada luka gigitan di lengan kanan,
"maafkan ..  nak iqbal" sahutnya aku pun tersenyum ke arahnya dan menundukan wajah ku dan mencoba terlelap sungguh melelahkan hari ini

wajah terasa ngilu dan badan ku terasa sungguh pegal dan lelah

saat ku terbangun ia sudah tidak ada dipelukan ku hanya selimut yang menggantikannya, tidak ada siapapun dikamar ini, cendela ku lihat sudah mulai malam, aku pun terbangun dan aku pun keluar dan menuruni tangga ku lihat bpk dan ibu sedang menyiap kan makan malam,

mereka menyambutku dan berkata ia sudah dipindahkan di kamar kakaknya dan ia kembali tenang, setalah makan malam itu pun aku berpamitan dengan mereka, tanpa kata apa pun yang berarti dan aku tidak ingin dengar dari mereka, aku pun meninggalkan rumah itu dan kembali pulang ke jakarta dan keluarga ku

pak bu maaf kan saya yang tidak bisa membantu banyak, saya pun mengerti perasaan bpk dan ibu karena saya pun sangat amat mencintainya

cerita ini hanya fiksi, pesan saya jagalah orang yang paling paling berarti dalam hidup mu sebelum penyesalan itu datang

pesan terakhir ku untuk mu sampai kapan pun cinta ini tidak akan terganti walau pun cinta baru akan datang kamu akan tetap selalu aku kenang sampai kapan pun karena semua itu tidak akan mudah terlupa

author

M.I.D
Kamis, 05:11 am
27 / 03/ 2014

MENUJU MASA LALU PART 2

Masa lalu ku Part 2
"ya disini masih bersama saya ..." hanya suara radio yang menemani ku sepanjang perjalanan ke jogya, jam menunjukan pukul 2 akan tetapi cuaca terasa sangat lah dingin dan gelap karena hujan lebat dan suara petir terus menyambar, perjalananku masih terasa cukup panjang karena aku baru sampai didaerah jawa tengah, lalu kubelokan mobil ku ke sebuah rumah makan kecil,

aku pun masuk kedalam tempat tersebut, suasana yang amat damai di tengah hujan seperti ini, tempatnya sepi tanpa ada tamu yang datang kecuali diri ku, dan sesuatu seperti memanggil ku, harum ini terasa sangat menarik diriku untuk mendekatinya

"bu" sahut ku sambil menengok ke dapur, ku lihat sosok ibu tua yang masih semangat melakukan pekerjaannya
"eh ia mas,lagi hujan saya kira g ada yang mau beli, mau pesen apa?" tanya nya sambil mematikan kompor mengibaskan tangan dan mengelap tangan basahnya ke celemeknya dan menghampiriku
aku pun hanya senyum menanggapi pertanyaannya dan meninggalkannya dan duduk di pojok dekat jendela kecil yang langsung tertuju ke jalan utama

"ibu masih masak soto bu?" tanya ku sambil menatap kearahnya nya
"soto? masih atuh mas ini ibu lagi bikin, mau soto ia?" tanya nya sembari menuju kearah dapur lagi, 3 menit kemudian dia kembali dengan sebuah panci dan di taruh nya di atas meja yang penuh dengan makanan itu,

tempat ini kecil namun suasana dan tata letak barang yang membuat tempat ini nyaman, meja kayu dan tempat duduk panjang dengan dinding yang masih berbilik, akan tetapi suasana terasa nyaman jika sudah ada di dalamnya apa lagi dengan sifat si ibu yang terbuka dan baik

"ibu masih ingat saya?" tanya ku memecah keheningan dalam hujan lebat ini
"siapa ya?" tanyanya memalingkan wajah dan menatap ku
"saya iqbal ibu yang suka kesini waktu masih kuliah, dulu juga sering bantu - bantu" jawab ku sambil tersenyum
"iqbal? yang dulu suka sama si neng itu? yang mojok disitu terus? yang suka sama sayur asem ibu ia? y allah iqbal pangling ibu" dengan wajah masih tergaket dan gembira ia memberikan senyum ceria yang penuh kehangatan di tengah wajah lelahnya pada ku, lalu ia menghampiriku sambil membawakan teh manis yang sedang ia aduk, aku pun berdiri dan mencium tangannya yang berbau bumbu

"ibu teh kangen y allah, masih inget ibu terakhir kamu pamit, rasanya sedih g ada yang mau bantu ibu lagi disini"
dia ya dia adalah ibu darsem pemilik rumah makan kecil ini dekat dengan tempat ku dulu mengontrak saat ku masih kuliah dan ia adalah satu - satunya yang ku anggap sebagai ibu ku sendiri, ia sendirian karena ia telah ditinggal oleh suaminya, masih ku ingat ia bersama suaminya selalu baik pada ku dan menganggapku sebagai anak kandungnya sendiri namun kini ia sebatang kara ini lah nasib merka yang tidak memliki keturunan lalu akhirnya kami berbincang sambil ditemani teh dan soto ibu yang terasa sangat ku rindukan di tengah cuaca sedingin ini,

"kamu sudah berkeluarga bal?" tanya si ibu dengan penuh rasa ingin tau
"sudah ibu" balas ku senyum sambil terus menyuap soto yang ia suguhkan
"sudah memiliki putra?" lanjutnya
"sudah ibu dan ia sangat lah cantik mirip dengan ibu nya"
"syukur lah"

setelah berbincang cukup lama hingga teh ku habis kami terdiam sejenak

"dulu ibu bahagia sekali ada bpk,ibu dan kamu, ibu merasa seperti memiliki keluarga"
"...." menanggapi hal tersebut aku hanya terdiam
"kemudian bpk tiada, dan kamu pun hanya terdiam karena kamu paling dekat dengan bpk, sampai dia datang, dia yang telah memberikan senyum kepada kita ingat?"
"saya sangat ingat hal itu bu""
"senyumnya itu selalu membawa keceriaan ya?" kemudian ibu menatap kearah ku
"....."

"kamu tau bagaimana kabar dia?"
"(aku hanya menggelengkan kepala)"
"ibu selalu mengira kamu akan menikah dengannya, karena saat melihat kamu bersama dia itu kamu terlihat bahagia, ibu yang melihatnya pun senang dengan hal itu "
"ia bu"
"yah sudah lah, maaf ibu hanya jadi teringat masa lalu jadi mengoceh yang tidak- tidak kepada mu" kemudian ibu berdiri dan membereskan piring yang ada dihadapan ku

"bu..."
"ya.." kemudian ia menoleh

"saya tidak pernah memiliki orang tua dan ibu sudah seperti orang tua bagi saya"
lalu dengan wajah lelahnya ia tersenyum bahagia
"ia ibu juga menganggap nak iqbal ini anak ibu, maka dari itu ibu teh seneng, bahagia masih bisa ketemu kamu lagi"
kemudian ibu menuju dapur membawa piring kotor dan lalu kembali menghampiri ku lagi

"kamu kesini masih mau ketemu dengan dia?" tanyanya
"(aku hanya mengangguk perlahan sambil menunduk tanpa berani melihat wajah nya)"
"jika bertemu titipkan salam ibu ya"
"ia bu"
"sudah jangan murung, kamu teh harusnya semangat, kamu harus cari jawaban apa yang kamu mau"
"ia bu saya mengerti"
"mau langsung kesana?" tanya ibu dengan wajah penuh senyum
"ia bu"
"hati - hati ibu doakan yang terbaik untuk mu"

kami pun berpamitan dan saling merasa ingin bersama akan tetapi memang keadaan yang sulit untuk itu

"bu, nanti saya akan mengajak istri dan anak saya untuk menengok kesini lagi"
"ia... ibu tunggu ya"
"sehat selalu ya bu"

aku pun lalu melambaikan tangan dan menuju kendaraan ku dan melanjutkan menuju jogja.

sesampainya disana terasa perasaan ini penuh nostalgia saat aku melewati tempat ku belajar dulu, kenangan indah dan pahit bersamanya terlintas di benak ku dan aku pun sadar itu hanya kenangan aku pun memacu mobil ku sampai pada akhirnya aku sampai di tempat yang aku ingin tuju

banngunan itu, bangunan sederhana namun rapi dengan tanaman hijau yang menghiasi halaman rumah dengan pagar berwarna hitam, bangku dan meja penerima tamu yang tidak berubah sama sekali semenjak terakhir kali aku melihatnya

satu rumah yang membuat dadaku sesak, satu rumah yang berkali2 ku kunjungi, satu rumah yang memberiku banyak kenangan, dan akhirnya jawaban yang aku ingin kan akan aku dapat sini


to be continue...   -_- finalnya g tahan ah nangis gue mikirin endingnya, nanti adegan dengan si pemeran utama dan si dia yang ada dikenangan itu ketemu lagi setelah sekian lama, tapi ah nanti lagi kalo dada gue kuat ya...

don't forget to coment, kasih komentar apa gitu ini w bikin cerita 2 jam diganggu sama telfon tadi

21/03/2014 at 21:51 pm
author
M.iqbal.Darsono

MENUJU MASA LALU

“kapan terakhir kita bertemu?”  Tanya ku memecah keheningan di dalam mobil yang ku kendarai

“tepatnya mungkin sudah 15 tahun” dia pun membalas tanpa menatap ku, saat ku toleh ia hanya menundukan kepala

“bagimana kabar mama?”  Tanya ku untuk mengubah suasana sunyi ini

“mama baik”
“sudah lama juga ga ketemu dia, kalo ayah? Kakak? Ade?”

“mereka juga baik”

Kemudian suasana menjadi hening kembali, saat ini kami mulai masuk ke jalan tol di hari yang sudah malam

“bbbrrrrttt” getaran handphone ku melenyapkan heningnya suasana

“ya hallo assalamualaikum” segera ku jawab telfon tersebut

“kakak lagi dimana?” suara yang tidak asing lagi ia adalah istri ku ditta

“aku lagi dijalan mau ke jogya ta”

“loh ko tiba-tiba sih ka?”

“nanti aku jelasin alasannya kalo kita ketemu oke”

“ia, hati-hati ya ka, I love you”

“love you to, mimpi indah ya sayang, assalamualiakum”

“ia waalaikumsallam”

Ditta adalah istri ku yang paling baik, dia selalu percaya padaku karena sampai sekarang pun aku tidak pernah berbohong padanya tapi mungkin ini akan sedikit membuatnya kecewa karena aku sedang bersama dengan seorang yang amat aku cintai dahulu, ditta mungkin akan terdiam saat aku menjelaskan dan berkata
“ia ka aku mengerti” yang jelas dari apa yang dimaksudkannya itu ia tidak mengerti

“dari ditta?” tanyanya

“ia” jawab ku singkat, mungkin ia bisa mendengar suaranya yang keluar dari hp ku

“sebaiknya aku pulang sendiri ka, aku gamau nanti kakak sakit dan malah buat ditta kwatir, nanti aku bisa telfon taxi ko di rest area” paksanya sambil membereskan barangnya

“kamu inget ga waktu jaman kita sekolah dulu?” Tanya ku mengubah warna suasana di dalam mobil

“yang mana?” Tanya nya heran

“waktu pas kamu sebenernya minta di temenin ke mall buat service hp kamu, tapi gberani, yang akhirnya pas aku tau aku udah istirahat dirumah terus buru-buru lari naik angkot ngejar kamu?”

“aku lupa” dengan singkat dia menjawab sambil menghadapkan wajahnya ke arah ku

“waktu itu ada temen aku yang deketin kamu yang lagi nunggu di pinggir jalan, tau ga apa? Aku beruntung bisa ngejar kamu dan nemenin kamu waktu itu”

“terus?” tanyanya sambil terus penasaran

“kalo dibilang itu cape banget tapi coba andaikan aku ga dateng? Temen aku yang pasti nemenin kamu”

“hm” dia mulai memalingkan wajahnya dan tersenyum

“dan setelah itu kita ketawa terus sampai kita pulang”

“oh yang kakak sampe muter dulu itu? nemenin kau sampe depan rumah?” dia pun bangkit dan bersemangat melihat ku

“ia, tau ga sampe rumah ibu sama bpk liat aku masih pake baju sekolah pulang malem jadi mereka cuma nanya dari mana? Terus  karena saking capenya Cuma aku jawab ia terus tidur”

“ahahaha serius ka?”

“ia serius ahaha”

Kami pun tertawa sepanjang perjalan sambil menceritakan banyak kejadian lucu saat kami bersama sampai akhirnya jam menunjukan pukul 01:23 am kendaraan sudah teramat sepi dan hujan pun mulai turun, bahu jalan pun terasa amat gelap

“waktu itu hujan juga ya ka?” tanyanya kepada ku

“eh maksud kamu?” Tanya ku sambil mengingat hal apa yang dibicarakan

“waktu itu sehabis kita latihan, semua orang sudah pulang Cuma kita yang tertinggal menunggu hujan reda dan kakak kebasahan dan terus pake baju dan celana aku”

“oh ia aku inget yang itu”

“terus lanjutannya..” ia pun menoleh ke arah ku sambil bersandar di kursi sambil kedua kakinya dinaikan dan dilipat aku pun melihatnya dan ia tersenyum manis

“lanjutannya?” Tanya ku sambil kembali focus menyetir sambil tersenyum

“waktu itu udara dingin, waktu saat ada petir aku ketakutan dan terduduk kakak yang baru selesai ganti baju keluar dan megang tangan aku dan bilang cengeng ah masa gitu aja takut”

“ternyata kamu masih inget ya ahaha” aku pun tertawa mengingat tentang semua kenangan itu

“tapi ini yang ga bisa aku lupain ka”

“hm?”

“saat aku udah tenang dan berdiri ada petir kedua yang menyambar lalu kakak memeluk aku sambil bersandar di dinding”

“….” Aku hanya terdiam mengingat dan merasa moment itu baru saja terjadi

“pertama aku takut dan kaget tapi perasaan hangat, nyaman, dan aman waktu itu, bau kakak yang tidak asing sampai-sampai aku tertidur”

“ ia aku inget sampai kaki aku keram nahan berat kamu kan? ahaha ” balas ku tawa untuk mengubah suasana yang sangat terlambat ini

“aku ingin kembali kemasa itu” sambil terseyum ia mengatakan hal itu

entah celetuk apa yang ia lontarkan yang membuat aku menatapnya penuh rasa entah rasa apa itu aku pun memberikan lampu sen kiri mengarahkan mobil ku kebahu jalan yang gelap. Kepala ku aku sandarkan di stir dan ku tolehkan wajahku menatap wajahnya yang menatapku dan ia tersenyum.

lalu ku matikan lampu mobil ku, ku cium keningnya dalam kegelapan, ku rasakan harum rambutnya, dan ku raba wajahnya, memegang bibirnya dengan jari ku, ku raih wajahnya dan ku rasakan bibir lembutnya, kemudian menciumnya dengan lembut merasakan hangat dan aroma desahan nafas yang sangat tidak asing bagi ku.

moment ini terus berlanjut entah berapa lama kami sangat menikmati nya tetapi sesaat aku melepas kan wajah ku dan berpaling dan ku meneteskan air mata

“andaikan saat itu aku bisa menjaga mu, menerima mu andai aku tidak menyibukan diri ku dengan segala hal yang ingin aku tuju, semua ke egoisan ku, mungkin kita bisa bahagia saling memliki satu sama lain”

“ka?”

“ya” tanpa berani menatap wajahnya

“ini semua hanya mimpi, aku yang sebenarnya tidak ada, semua hanya khayalan mu”

“maksud kamu?” saat ku palingkan wajah ku ia tidak ada

“ka, berbahagialah, aku selalu mencintaimu, dari pertama kali kita bertemu sampai akhir, tapi biarkan aku selalu dihati mu dan tolong ingat lah aku, hanya itu yang aku perlukan”

“tunggu.. tunggu” dan suara itu pun menghilang

“dok dok dok” suara ketukan dari luar candela

“ziipp” aku pun menurunkan jendela kaca mobilku

“pagi pak” sapa seorang berseragam

“oh ia pagi ada apa pak?”

“apa ada keadaan darurat? Bpk mau kemana?”

“ah ia maaf pak, saya baik-baik saja Cuma tadi malam saya terlalu cape dan akhirnya memutuskan untuk beristirahat”

“oh begitu, syukurlah lain kali kalo bapak mau istirahat di rest area terdekat ya pak”

“oh ia pak siap, maaf sudah merepotkan bpk”

“ia sama-sama pak, hati-hati dijalan ya pak” kemudian pria itu kembali ke mobil patrolinya dan melambaikan tangan meninggalkan ku

Ku melihat kearah bangku disebelahku dan merabanya membayangkan dia duduk disamping ku dan menemaniku semalam

Entah itu mimpi atau kenyataan itu terasa amat nyata dan cinta yang ku alami ini tidaklah ku sesali kenangan indah ini ya kenangan indah ini akan selalu aku kenang

F.I.N

Menuju Masa Lalu
M. Iqbal .darsono
Kamis  1:16 am
13/03/2014

Jumat, 10 Januari 2014

kura - kura dan elang

suatu ketika disana di dalam hutan yang lebat hidup lah sepasang kura - kura, mereka bahagia bersama hidup berdua walau pun mereka berjalan lambat akan tetapi cinta mereka kuat,
suatu ketika si kura - kura wanita berkata"aku bosan hidup disini"

kura - kura betina meminta agar mereka kembali ke laut dimana si betina bisa berenang bebas dan tidak terbebani dengan gerakannya yang lambat

akan tetapi si kura - kura pria berkata,"sudikah engkau menunggu disini sejenak aku akan kembali saat senja nani aku akan mencari jalan yang tercepat untuk menuju ke laut agar kamu tidak kelelahan" pinta si kura - kura pria

dan si wanita pun meng ia kan

waktu pun berlalu si pria pergi mencari jalan ercepat akan tetapi senja pun datang dan si kura - kura tidak kembali
( kenapa lama sekali ) fikir si wanita, tak lama kemudian si elang yang gagah datang, "hey kamu yang disana" panggil si elang


"ada apa memanggilku?" jawab si kura - kura wanita
" sedang apa kamu disini?" tanya elang lagi
"aku sedang menungu pasangan ku ia berjanji akan mengajak ku ke laut dan dia sedang mencari jalan tercepat menuju kesana" jawab si kura - kura

"baik lah bagaimana jika aku mengantarmu kelaut?" elang memberikan tawaran
"maksudmu? kamu tau jalan tercepat kesana?"
"ya tentu saja, bahkan aku akan menggendongmu apa kamu tidak bisa melihat tubuhku yang kuat ini?"
"baiklah aku akan minta pertolongan mu aku sudah bosan hidup seperti ini" lanjut si kura - kura
"kenpa kau bosan?"
"aku merasa tidak nyaman disini, aku ingin berenang bebas" jawab kura-kura
"oh aku akan menunjukan yang lebih menyenangkan dari padaberenang dilaut""benarkah?" tanya kura-kura semngat
"tentu saja" jawab elang singkat

tak lama setelah itu elang terbang menghampiri kura-kura dan menggendongnya menggunakan cakarnya dan terbang tinggi
kura - kura wanita sangat senang sekali bisa merasakan terbang dan dia membanyangkan bisa kembali lagi bereang di laut lepas tanpa ada beban lagi kemudian si kura - kura pria kembali dan melihat kura-kura wanita tidak ada

ia panik, dan mencari ke segala arah tetapi tidak ada kura - kura wanita tidak ada, kemudian di abertemu denga musang
"apakah kau meliha pasangan ku ?" tanya kura - kura pria ke musang
"ya aku melihatnya" jawab musang santai
"dimana? ia pergi kemana?" tanya kura -kura cemas
"dia dibawa terbang oleh elang ke arah barat daya" jawb musang
kura-kura pria berfikir ia tidak kan mampu mengejarnya walau pun ia ber lari lalu ia pun memohon kepada musang
"tuan, berkenankah engkau mengantarku ke sana? aku ingin menjemput pasangan ku, aku ingin menepati jannji ku mengantarnya kelaut"
"apa untungnya bagi ku jika aku mengantar mu ? sedangkan aku sekarang sedang kelaparan"


si kura - kura pun berfikir dan menemukan sebuah ide
"tolong kejar elang itu antarkan aku kesana selepas pasangan ku bisa berenang di laut dengan aman aku bersedia keluar dari sarang ku dan menjadi makanan mu" tawar si kura -kura pria

"baiklah ini kesepakatan kita" jwab musang dengan senyum licik

dia pun mulai berlari dengan kura - kura pria di punggungnya mengejar si elang

"apa kau senang kura - kura?' tanya si elang ke kura - kura wanita
"ya aku senang memiliki pengalaman terbang dan sebentar lagi aku bisa berenang bebas" jawab kura - kura dengan hati riang

tetapi saat suah hendak menuju laut elang tidak menurunkan kura - kura ia bertemu dengan teman - temannya dan berkata
"aku membawa makanan lezat apakah kalian mau?"
teman - teman elang pu bersemangat
kura -kura wanita itu lalu di jatuhkan di atas permukaan batu yang keras dan"krak" sarang kura - kura tersebut lalu pecah dan kura - kura wanita itu di makan oleh elang dan teman - temannya,

kura - kura pria yang melihat passangannya terjatuh hanya bisa menatapi dan menyaksikan kura - kura wanita di makan oleh elang ia hanya menangis dan menangis berteriak hingga suaranya habis memohon untuk tidak membunuh psangannya tapi apalah di kata batu keras itu terlalu jauh ia tidak bisa menggapainya dengan musang ia hanya bisa menangis dan berteriak

waktu pun berlalu para elang yang sudah puas terbangmeninggalkan bangkainya dan sarang kura - kura wanita pun terjatuh dan kura - kura pria pun berlari tidak ada yang ersisa kecuali serpihan sarang dari kura - kura wanita

kemudian saat kura - kura pria menangis musang menghampirinya dan kura - kura pria berkata
"janji adalah jani aku akan menepati janji ku aku akan meninggalkan sarang ku"
"baiklah aku sudah lapar sejak tadi" jawab musang
"tapi izinkan aku meminta tolong satu hal " lanjut kura - kura
"apa itu?" tanya musang
"tolong biarkan srangku berada di samping sarang pasangan ku untuk yang terakhir karna aku sangat mencintainya" pinta kura - kura pria sambil menangis
"baiklah aku berjanji" jawab musang

kemudian kura - kura keluar dan ia pun di santap oleh musang dan sarang epsang kura - kura tersebut di biarkan berdua di bawah batu besar dan keras itu

mungkin hidup ini hanya sesat tapi kenang an itu akan terus selamanya di kenang bila ada cinta di dalamnya, cinta terkadang buta dan rela mengorbankan apa pun iu yang aku rasakan

Selasa, 06 Maret 2012

cerpen si kakek dan burung dara

Dahulu hidup seorang kakek renta,ia hidup sendiri di hilir sungai,karena keterbatasan usianya kini ia buta ia tak bisa melakukan smuanya dengan benar, bertani,mencangkul,mengumpulkan ranting,dan berjalan-jalan ke kota seperti kebiasaan dia sehari-hari.

Saat Dimana Dihari yang hujan itu ia terlihat sendiri duduk di tepi cendela,, melihat cahaya dri luar yg memancar masuk ke gubuk tuanya yang gelap tiba-tiba ada suara kibasan angin mendekat
"siapa itu ??" tanya si kakek
"maaf kan aq tuan aq sudah mengagetkan mu nama ku Dara " jawab seekor burung merpati putih yang hinggap di cendela lapuknya

"dara?? sedang apa kamu disini??" lanjut si kakek dengan menadahkan tangan dara pun meloncat ke tangan si kakek
"aq trsesat tuan,tubuh ku lelah melawan hujan sayap ku ini tidak bisa terbang" jawab dara dengan sedikit rintihan
"bagaimana jika aku merawatmu sampai kau pulih?"tawar si kakek "aku sendirian disini aku tak memiliki teman"
"benar kah itu tuan apkah aku boleh tinggal disini sementara"
"tentu"

akhirnya dara tinggal bersama si kakek, ia slalu berada di pundak si kakek ia bahagia karna ia bisa merasa nyaman dan hangatnya kasih sayang.si kakek pun demikian ia merasa amat bahagia dimana ia mendapat seorang teman dan sekaligus sahabatnya yang slalu menolongnya.

kini si kakek bisa bekerja kembali karna dara yang menjadi matanya si kakek tersenyum bahagia saat dia bsa merasakan benih2 yang ia tanam berbuah banyak,ia pun bsa berjalan-jalan lagi di kota bersama dara ia tidak tersesat atau pun terjatuh karna ada dara yang slalu memberikan arah

tidak terasa musim semi pun tiba hari2 dimna si kakek dan dara sering bercanda,tertawa bahagia senang dan saling menyayangi satu sama lain.di sore itu si kakek hendak mengumpulkan ranting di hutan

"dara bisa kah kaumenemani ku hari ini aq ingin ke hutan"
"baik tuan dengan senang hati" jwb dara dengan riang

sesampainya di hutan si kakek mengikutin arahan dara satu persatu ranting pun mulai di kumpulkan
"tuan apakah kau mau buah apel"
"apakahkau sampai untuk menggapainya dara"
kemudian terdengar kibasan sayap dan terasa angin yang sejuk di dekat si kakek

"ini tuan silahkan mkan apel ini"
"kau bisa terbang lagi dara??"tanya kakek dengan terkejut
"tentu aq bisa, sejak kemarin sayap ku sudah mulai pulih"
"apakah kau hendak mencari teman2 dan saudara mu lagi?"
"tentu aq sudah tidak sabar dengan hal itu"
si kakek pun terdiam di hari itu terasa sunyi tak terasa hari mulai berganti esok


"dara" sahut si kakek
"ia tuan"
"aku punya hadiah untukmu ini adalah rum,ah baru mu sekarang"
si kakek ternyata membuat sangkar burung sangkar itu berwarna putih dan indah sekali dengan ukiran tangan berbentuk sepasang merpati
dara yang merasa terkejut dan merasa senang ia bisa memperoleh hadiah yang amat indah dari si kakek
"ayo cba lah dara"
tanpa pikir panjang dara masuk ke dalam sangkar itu tiba2
"clik"
"ada apa ini tuan kenapa saya di kurung disini?" tanya dara dengan penuh emosi
"aku tidak ingin kau pergi dara aku ingin kamu menemani aq" jawab si kakek dengan muka bersedih
"tapi aq harus pergi" jwb dara


tanpa peduli perasaan dara si kakek pergi meninggalkannya
dara menangis semalamam berusaha untuk keluar dari sangkarnya tapi ternyata usahanya tidak sia-sia pintu sangkar tersebut akhirnya terbuka dara pun bergegas keluar dan terbangmeninggalkan gubuk si kakek..

esoknya saat terbangun si kakek menghampiri sangkar tersebut dengan membawa roti rempah kesukaan dara tapi betapa kagetnya si kakek ktika ia meraba pintu ternyata pintu sangkar tersebut terbuka akhirnya si kakek terjatuh ia menangis ia takut akan kesepian dan takut akan rasa sendirian lagi....

sampai akhirnya dara pun bertemu dengan teman2nya ia merasa senag sekali bisa bercanda dan tertawa dengan teman2nya tpi di tengah cerianya ia mengingat si kakek sudah lewat 3 musim ia tidak menengoknya pada akhirnyadara pun terbang dan hinggap sampai di gubuk si kakek..

betapa kagetnya dara saat melihat ternyata si kakek telah meninggal tubuh si kakek terbengkalai di lantai badannya kaku dan membusuk di matanya yang buta terlihat ia menagis dengan air berwarna hitam atau darah? dara pun menangis lemas ia tidak bisa masuk kedalam gubuk si kakek ia menangis penuh penyesalan kenapa ia tidak menemani si kakek yang kesepian kenapa ia tega mementingkan dirinya sendiri akhirnya dara terbang pergi ntah kemana bukan ke teman2nya atau pun keluarganya.


F.I.N
author : M.iqbal Darsono
Tgl:22/01/2012  jam 12:25 pagi

mungkin kita bener2 sama2 egois selalu mentingin diri kita sendiri walaupun begitu kita tetep butuh satu sama lain w g nyangkal si kakek itu w karna walau pun w cara w kasar w g mw kehilangan lo itu cm sepengal Cerpen hati w smoga ja ni bsa dbuat pelajaran buat w dan kalian thanks to you for reading this Cerpen :p 

please comment even if just a thank you  :D


PERINGATAN! (saya tidak mau membuat masalah)

tolong jangan mengaku cerita ini milik anda,atau dishare tanpa izin saya karna akan kena sanksi hukum, sudah dipatenkan ke google soalnya hhaha terima kasih :D